Minggu, 08 Januari 2012

Menapaki Romantisme Seorang “Arjuna”


Gue nggak ngomongin soal jalur pendakian apalagi soal track-track melelahkan yang harus ditempuh untuk mencapai puncak Arjuna. Gue yakin lo lebih tau soal itu, entah dari Mbah Google atau sharing habis-habisan sampai tekor di Kaskus atau bahkan lo udah pernah ke sana. So, gue nggak mau capek-capek nulis soal info-info dasar tersebut, (gayanya serius amat . . . ahahahaha).
Hehehe, yang gue ceritain kali ini yang seru-serunya aja lah. toh, nanjak gunung nggak selamanya capek kok, Dan nggak selalu bercerita soal jalur pendakian plus track pembunuh mental. Kalau lo ceritain nanjak gunung dengan terus-terusan bertumpu pada lelah dan capek, yaahhhh . . . makin jarang aja yang mau nanjak, Bro. hahahaha . . .
Pendakian kali ini, gue coba tilik dari sisi romantisnya seorang “Arjuna”. Konotasi nih, bro. silahkan dimaknai sendiri sesuai dengan pemahaman masing-masing.

 pagi imaji di Pos Kopkopan with Gn. Penanggungan.







puncak Arjuna 3339 mdpl




jalan pulang . . .





tim Summit Arjuna.
  Romantisme seorang "Arjuna" cukup sekian. konotasi ini silahkan dimaknai sendiri. 
salam kompak selalu, cooooyyy . . .
ucapan terima kasih untuk: Ibu Liana, Ibu Ratna, Bang Adev, Bang Moundring, Bang Perii, Bang Mido, Bang Mamed, Bang Mbal, Pak Andri, awak2 Koplag, dan semua yang terlibat tp belum tersebut namanya. hehehe . . .
special thanks to Allah . . . Sang Maha Indah.