Perjalanan
kali ini sangat berbeda. Nggak ada angkot yang ngetemnya gila-gilaan
bin naujubillah, apalagi bis kaleng ala Bandung yang nggak ada
hijabnye, hahaha, nggak ada ojek yang ngebutnya sok-sokan Rossi, atau
becak yang slow abbeeesss . . .
Di
episode kali ini cukup di rumah. Mentafakuri perjalanan raga dan ruh
ini dalam mengentaskan dimensi demi dimensi, ciiiiieeeeee . . . ya,
gitulah. Episode titik 0 km yang merupakan tempat 1000 rencana dan
jutaan mimpi disusun sedemikian sempurna tapi tetap nggak punya daya
untuk kalahkan ketentuan Sang Maha Kuasa. Yup. Di rumah, cooooyyy.
Gue udah nyampe di rumah secara prematur. Kampus gue belum nentuin
kapan libur. Kabarnya Pak Rektor gue yang paling keren lagi liatin
hilal libur dulu. Berhubung gue udah mesan nasi padang, hehehe . . .
maksud gue mesan tiket tanggal 20 Juli karena sempat tersiar kabar
wisuda dan pengukuhan tanggal 14 dan 16 Juli, ya okai . . . tuh tiket
yang terlanjur dipesan menurut gue sayang banget buat dibiarkan
begitu aja. Akhirnya, gue libur mendahului. Hahahah.
Hari
pertama puasa gue udah sahur di rumah, wah . . . sesuatu. Karena
kecepatan libur itulah, gue di rumah jadi mati gaya. Nggak tau mau
ngapain. Tolooooonnggg . . . tapi tenang. Gue putuskan buat napak
tilas sekalian bersih-bersih. Kamar gue sekilas emang rapi, tapi
kalau dipantau lebih dalam, wwuuuuaaahhhhhh . . . GOA JUGA, MAN.
Hahaha. Makanya, gue kayaknya harus lakukan sesuatu yang berarti buat
my beloved room
ini. Hhhhmmmm . . . dan terjadilah perjalanan menyusuri arus waktu
mundur sejenak.
Hhhmm,
kita semua pasti punya masa lalu. Masa lalu kita ada yang berkenan
dan ada pula yang tidak berkenan juga gabungan keduanya. But, seindah
apapun, sehitam apapun dan semijikuhibiniu apapun masa lalu kita, toh
tetap saja kita tidak punya jalan untuk kembali ke masa lalu kita.
Maksud gue, kalau lo pengen balik ke masa lalu lo dengan komposisi
yang benar-benar sama dengan model masa lalu lo, ya itu jelas nggak
mungkin. Gue nggak mungkin balik ke 10 tahun silam dengan menyandang
predikat sebagai Norma yang berusia 12 tahun, terus . . . gimana
dengan masa depan gue???? Hehehe . . .
Tapi
nggak masalah,itu lah fungsinya manusia punya jeda untuk sekedar
mengingat dan mengenang. Dari kegiatan mengingat dan mengenang itulah
kita seolah-olah sedang kembali ke masa lalu. Lazimnya, bukan tubuh
kita yang kembali ke masa lalu, tapi alam pikir kita lah yang
menjelajah di arus waktu silam. Yah, kurang lebih seperti itu, ganks.
Nah,
sambil beresin kamar gue, gue nemuin banyak sekali sisa-sisa
peradaban masa lalu gue berupa benda-benda yang sangat dekat dengan
gue pada masa itu. Benda-benda inilah yang ngingetin gue ke masa lalu
gue. Gue jadi teringat bahwa gue pernah ngalamin hal kayak gini, gue
pernah ngelakuin hal kayak gitu dan gue pernah dan sempet kayak gini
dan kayak gitu. Yeeaahhh, pikir gue berkecamuk ketika satu persatu
benda itu muncul di hadapan gue. Otak gue berproses mengingat
proses-proses yang pernah gue alami.
Efeknya,
ya ngakak sendiri, bengong, melongo, geleng-geleng kepala,
manggut-manggut nggak jelas, garuk-garuk kepala, salting, mukul-mukul
jidat, rame lah pokoknya. Tapi nggak ada efek nangis. Maklum lah,
dulu masa lalu gue jauh dari putus cinta, hahaha . . . jomblo mania,
broer. Hahaha . . . (wajib gue bilang karena ini identitas dan harga
mati, jiaiaaahaha)
Mereka
hanyalah benda-benda peninggalan masa lalu. Tergeletak begitu saja
memangku kenangan-kenangan yang sekian lama gue campakkan. Terbenam
dalam waktu yang cukup lama, nggak gue sentuh karena gue terlalu
sibuk dengan masa depan. Ego gue telah matikan mereka. Padahal mereka
pernah begitu hidup dan menyala-nyala sepanjang mimpi masa mudaku
nyalang menatap waktu.
Kegiatan
bersih-bersih yang mengharuskan gue harus bersentuhan kembali dengan
benda-benda masa lalu gue. Mau nggak mau, karena gue merapikan mereka
kembali agar kronologinya teratur. Dan sekian dari mereka harus ada
yang dihilangkan. Yup, masa lalu memang nggak semuanya harus
menyertai kita dalam menempuh masa depan. Ada masa lalu yang harus
kita kandaskan karena bernilai nefatif atau justru merusak perjalanan
masa depan kita.
ini . . . kartu mati semua, hahaha . . . saksi dipalak kondektur dan dibikin nyasar sama kenek,
betapa rajinnya gue jaman dulu, ya . . . nggak kayak sekarang.
buku diary gue, catatan perjalanan hidup dari SMP kelas 2 sampe kelas 3 SMA. rahasia hidup gue semua ada di sini, haahaha
dulu, tuh gue filateli [ ternyata ]
yang ini foto alm. kakek gue . . . hehehe . . . Nyentrik abeeeeess, dan sekarang diwarisin sama cucunya, heheee . . .
mimpi-mimpi, dan karya semasa muda dulu, masa-masa pure, ide terus mengalir deras.
hitungan TOGEL, hahahaha
beberapa masa lalu yang harus dibuang, banyak ternyata . . . diloak aja kali ya, lumayan uangnya buat beli baju lebaran, wkwkwkwkw . . .
sempet menyentuh dunia ini, sebelum memulai kehidupan baru di Jatinangor.
itu sebagian kecil benda-benda bersejarah yang tersisa. masih banyak padahal. hehehehe . . .
sampai jumpa di perjalanan alay berikutnya . . .
hahaha.. ngakak lihat gaya nyentrik kakek mu norma.. suka gua ama ayam jagonya.. hihihi...
BalasHapussemoga arwah beliau tenang di alam kubur.. amin...
kamarku kayak gua y... kan udh 5 bulan ditinggalin.. kamarku lebih parah lagi kayak sarang laba2 alias spiderroom... haha.. debunya naudzubillah...
dengan baca blog ini, jadi tau km juga pernah jd mahasiswi y... mmm gua jg pernah.. malah sempat kerja lg sebelum masuk IPDN..
ngeposting masa kuliah nyoook.. hehe
aku mah mau ngeposting masa kerja dulu.. hihi..
ditunggu postingan berikutnya...