Cewek itu harus sakti memasak. Ooohhh,
masalahnya titik bengek kehidupan gue selama 4 tahun terakhir ini sangat jauh
dari dapur, panci, wajan, kompor, cobek dan sebangsanya. Memasak menjadi suatu
kegiatan yang sangat LUX. Bahkan lebih lux jika dibandingkan dengan naik gunung
(serius). Sudah berapa kali gue sama salah seorang rekan gue merencanakan
kegiatan masak-memasak indoor. Tapi hanya sedikit rencana yang terwujud.
Selebihnya . . . LOST.
Tapi sebagai cewek, ya gue nyadar lah
bahwa suatu saat gue harus bisa mewarisi ketajaman indera penciuman Nenek gue pada
bumbu-bumbu masakan dan mewarisi ketangkasan Emak gue dalam menggoreng,
menumis, mengukus, membakar, menyayur dan kawan-kawan, bukan hanya mewarisi
bakat Abah gue yang suka jalan dan jarang ada di rumah. Hahahah . . . (maafkan
anakmu ini, Bah. Hheee)
Okai, tepat di hari yang seolah sedang
menuduhku sebagai mahasiswa tingkat akhir yang tidak becus ngurusin laporan
akhir, ketika tanda-tanda abstrak memenuhi Laporan Akhir gue, ketika gue
terperangah mendapati laporan akhir hasil kerja keras gue sebulan terakhir ini
berakhir secara menggenaskan dengan bacokan-bacokan tanda panah, tanda silang
dan tanda tanya dari Dosen Pembimbing gue, ketika gue hanya bisa memandang
secara pasrah keadaan laporan akhir gue yang udah kayak lukisan realis karya
pelukis dunia, ya ketika itulah gue langsung belanja ke Omi, toserba yang ada
di kampus gue. (target pelampiasan paling aman, dibandingkan gue malak orang).
Lagian gue juga lagi kangen kebiasaan gue waktu jaman sekolahan dulu. Suka
banget bikin gabin barandam pake gula. Senengnya tuh kalau dimakan keroyokan
bareng kawan-kawan masa lugu gue, heheh . . . duduk-duduk santai di belakang
rumah sambil memandang bintang dan makan gabin bareng teman-teman masa kecil .
. . seandainya ada kesempatan seminggu aja gue balik ke masa lalu gue . . .
(4l4y, wkwkwkw)
Di Omi gue beli tiga bahan yang bakal
gue olah menjadi makanan yang sederhana tapi bernilai. Yah, ini efek setelah
mendapat bimbingan dari Ibu Wangsih. Beliau mengatakan bahwa: “Karya kamu ini
bukan karya yang spektakuler, tapi sebuah karya yang berharga dan bernilai.”
Ujarnya sambil terus mencoret kata spektakuler yang gue tulis di LA gue. dan
gue setuju dengan apa kata beliau, dan ini gue terapkan di menu gue kali ini.
Mungkin menu yang bakal gue bikin ini bukan menu spektakuler, tapi menu ini
sangat bernilai dan berharga.
Aassseekkkk . . . SUNDUL, GAN!!!
Okai, inilah bahan-bahan yang gue beli
di Omi:
Nah, sekarang mari kita mainkan . . .
.
Cara membuatnya sangat mudah dan
tingkat kesulitannya pun nggak akan bikin lo nggak mandi selama seminggu.
Karena ini disesuaikan dengan keadaan psikis maupun fisik dari si pembuat.
Kalau saja cara pembuatannya rumit, maka ini akan berpengaruh pada keadaan otak
dan saraf si pembuatnya. So, kita bikin se simple mungkin dan se rileks mungkin
dalam membuat. Pokoknya . . . fun fun aja, okai. Hahahah . . . karena kan
tujuannya adalah agar kita bisa terlihat enjoy dalam menerima kenyataan bahwa
Laporan akhir ini harus segera direvisi secepatnya.
Kepingan cracker kita patahkan supaya
bisa muat kalau dimasukkan di gelas. Sebenarnya bisa menggunakan mangkok atau
piring. Seperti kebiasaan gue di rumah dengan menggunakan piring. Tapi itu
kalau porsinya satu kompi, heheh. Kalau buat sendiri ya, cukup satu gelas.
Kecuali kalau lo emang sanggup ngabisin jatah satu kompi, ya sok mangga . . .
Kepingan cracker yang udah patah-patah
tadi diguyur dengan air panas, jadinya kayak gini.
Masukkan keju. Berhubung di barak gak
ada parutan keju. Ya kita pake garpu aja, coy. terserah kalau lo pengen pake
alat lain. Yang penting jangan pake samurai Cuma buat menghaluskan keju. Kalau
ada kapak, ya silahkan pakai kapak. Wkwkwkw.
Next, campur dengan 1 sachet susu
kental manis. Terserah lo mau susu rasa apa. bahkan kopi pun juga bisa. Asal
jangan dicampur dengan MINYAK TANAH aja, wahahhaha . . . .
Jjjjjrrrrrreeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnggggggggg
. . . SUDAH JADI.
Setelah sukses dengan “NASI GORENG
KUMAHA AING” sekarang kita punya menu andalan lagi yang nggak spektakuler tapi
bernilai, yaitu “CRACKER CUP TO UP”.
Hahaha, karena menu ini akan
meningkatkan semangat siapapun yang menyantapnya.
Oh ya, coy. menu kali ini pembuatannya
memiliki filosofi. Coba perhatikan, cracker harus diberi air panas agar bisa
larut dan menyatu bersama keju dan susu sehingga pada akhirnya menjadi makanan
yang enak dan bergizi. Air panas itu bertindak sebagai tekanan, gan. Nah,
tekanan itu sangat diperlukan untuk bisa menghasilkan sebuah menu yang enak dan
bernutrisi seperti “CRACKER CUP TO UP” ini. Begitu juga dengan manusia, manusia
juga harus diberi tekanan agar bisa menjadi pribadi yang berhasil. Layaknya gue
yang emang harus dikasih tekanan berupa cercaan dari Dosen agar Laporan akhir
gue bisa menjadi laporan akhir yang berkualitas. Mantaabbb . . .
Okai, sampai jumpa di petualangan alay
berikutnya. Moment ini dipersembahkan oleh: Ceremix.
punteun ya, gue mau pasang koki yang bikin nih resep berkualitas . . . pas banget nih resep paling manjur, gue ciptain pas gue masih lugu dan polos kyak foto nyang di bawah nih, wahahah . . . ternyata orang yang masih pure itu bisa dengan mudah berkarya, Sob. makanya saat-saat pure itu menghasilkan karya berupa Cracker Cup To Up.
hahah, kalau mau dicoba silahkan, kalau gak ya lo nikmatin aja nih foto-foto sampai air liur lo menetes, wkwkwkwk . . . . tapi kalau lihat hasil dari orang yang pernah makan ni menu ya hasilnya insya Allah kaya foto di atas . . . hahahaha . . . . (efek revisi LAPORAN AKHIR).
thanks to Allah Sang Maha Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar