Rabu, 18 Mei 2011

Iyeu teh Bandung wae . . . MANGGA!!!




Gagal mendapatkan wangsit dari penghuni gunung tertinggi di Jawa Barat, (hahahaha . . .) bukan menjadi penghalang untuk tetap melakukan petualangan. Yah . . . sekedar untuk mengobati kekecewaan yang sangat mendalam karena belum bisa merasakan denyutnya di ketinggian (galau banget nih, gua kayaknya . . .hehe, santai)

IB yang mendadak bikin gua gak sempat lagi nyari “KORBAN” buat jadi partner gua ke sana. Akhirnya gua gak bisa berbuat apa-apa. tapi gua baru ingat bahwa gua ada janji ke temen gua. temen gua tuh pengen banget ke Gasibu. Yap, dia langsung ngubungin gua buat diajak ke Gasibu. Kebetulan banget gua lagi gak tau mau ke mana, so . . . berangkatlah hari minggu tanggal 15 Mei ke Gasibu. Maklum lah . . . kendati dah bertahun-tahun hidup di Bandung, tapi yang bersangkutan belum pernah ke Gasibu. Supaya dia tau yang mana Gasibu, sok . . . gua ajak di ke Gasibu sekaligus muter-muter Bandung sampeeeeee . . . meleleh.
Eh, ternyata Bandung lagi mendung. Jalanan menjadi teduh, sejuk, jalan kaki pun menjadi pilihan untuk menikmati trip sekaligus untuk . . . MEGIRIT ONGKOS TRANSPORTASI, yeaahhhh. Sebetulnya Bandung udah cukup membosankan. Karena udah pernah keliling Bandung sampe nyasar dan lupa pulang. Tapi demi teman yang belum pernah, gua rela menggelandang. Supaya dia tau Bandung itu seperti apa.
Di Gasibu . . . Mbak Us, Mbak Dila dan Mbak Ika (gila .. . gua maenannya Mbak Jawa semua.) bawaannya belanjaaaaaa . . . terus. Kalau gua hanya lihat-lihat doang sambil nanya. Intinya gua gak beli apa-apa. tapi akhirnya terpengaruh juga. Karena gua baru ingat bahwa sandal yang gua pake sekarang adalah sandal tak bertuan yang tergeletak pasrah di kamar samping kost gua. entah punya siapa, gua maen pakai aja. Talinya hampir putus pula, akhirnya gua beli sandal supaya menghindari mengganti sandal yang hampir putus itu. Ini demi si pemilik sandal yang gua pakai. Gua pun beli sandal di Gasibu yang langsung gua pake hari itu juga.
Next, kita ke kantor Gubernur. Walaupun udah sering ke sini, gak ada salahnya foto-foto lagi . . . dan . . . jepratttttt . . . jepreeettttt . . . jeprooootttt . . . sayangnya kita gak bisa naek ke atas gedung pemerintahannya. Katanya harus izin dulu sama bagian rumah tangga. Beeeeuuu . . . kalau ingat soal perizinan, gua jadi ingat ribetnya sama ingat babaliyeutnya . . . hah, lupakan saja lah.
Kembali berjalan kaki setelah puas eksplore gedung sate, kita makan es krim di pinggir jalan dekat museum geologi. Lagi rame banget, tuh soalnya museum geologi lagi milad. Banyak anak-anak yang asyik menikmati hiburan di hari ultahnya museum itu. Kami pun masuk ke museum, lihat-lihat doang. Sampe kita ketemu stand PT. Freeport. Naaaahhh, kita banyak tanya nih sama Kaka yang jaga di stand ini. Lalu terlibatlah diskusi tentang PT. Freeport yang cukup controversial ini. Seru lah denger cerita dari kaka yang berasal dari Ambon ini. Mendengarkan harapannya pada pemerintah agar lebih memperbanyak investor domestic di PT. Freeport, supaya keuntungan juga bisa didapat oleh investor domestik. Karena, PT. Freeport masih didominasi oleh investor asing.
Puas di museum, kita langsung ke Braga. Ada Islamic book fair. Berhubung ada dua orang kutu buku yang ikut, maka . . . kita pun mendarat di Islamic book fair. Lihat-lihat buku, nyari yang diskon, sampe dapat selebaran dan buku catatan dari PT. Pos Indonesia. dapat brosur ini-itu . . . wah . . . wah . . . kalau gua lebih tertarik dengan keramaiannya. Heboh banget sama orang-orang yang pengen buku. Muter-muter . . . dan pukul 5 kita sepakat untuk cabut.
Bandung masih teduh, perjalanan pun jadi minim ngos-ngosan, kalau udah minim ngos-ngosan . . . minim juga pengeluaran. Sambil menyusuri jalan Braga yang menyiratkan tentang masa lalu, foto-foto udah pasti. Singgah ke toko-toko yang mangkal di seputaran Braga, seperti toko yang menjual cenderamata dari Jawa. Terakhir adalah toko yang jualan es krim. Entah mbak Dila lagi kerasukan apa sehingga Beliau mentraktir kita makan es krim. Sok . . . manggaaaa . . .
Setelah itu . . . foto-foto lageeeee . . .
Udah mau maghrib, kita istirahat di masjid dekat alun-alun. Kemudian nge-bis pulang. Pulangnya nyampe kampus kita kehujanan . . . basah kuyup. Tapi gak masalah, yang penting tadinya, mah hujan gak turun pada saat kita sedang menikmati perjalanan menyusuri Bandung hingga ke pelosoknya.
Hari ke 2
Garruuuuttt . . .
Kalau gatal, mah di Garut . . . hahahaha (garuk kaleeee . . .)
Ada teteh yang punya toko kue Alif ngajakin ke Garut. Kebetulan selama ini gua cuma makan dodolnya doang, jadi sambil melupakan Ciremai . . . (galau lagi, neh . . .hahaha) gak ada salahnya kita mengenal Garut bukan hanya dari dodolnya, tapi langsung bertandang ke sana.
Sampe di rumah Teteh, kegiatan kita lanjutkan dengan bakar sate domba garut, yang di bakar di Garut, dan dibakar oleh orang Garut . . . rasanya . . . mwannttaabbbbb . . .
Acara berikutnya, makan-makan . . . jadi, makan sate domba garut, dimakan di Garut, bersama dengan orang-orang Garut . . . artinya, mak nyyyooooosssss . . .
Setelah kenyang melahap semua hal yang berhubungan dengan Garut, gua sama dua orang Mbak . . . langsung go to sawah. Lihat sawah dan bebek yang lagi berenang sambil duduk nyantai di saung-saung, dan foto-foto senarsis mungkin tentunya . . .
Liburan yang sangat sederhana tapi masih satu tema dengan liburan kemarin. Temanya back to nature. Hhhhmmm, gimana kabar Ciremai, nih . . .??? hehehe, sepertinya udah pada nyampe di puncak, selamat, dah kalau gitu (galau stadium berapa, nih??? Halllaahhh)
Okai, libur 4 hari yang menyenangkan dengan wisata kota jadi guide bagi mbak-mbak yang pengen muter-muter Bandung. Emang beda, mah wisata alam sama wisata kota. Wisata kota lebih konsumtif dibandingkan dengan wisata alam. Ari aya kesempatan deui, entar nebeng lagi dah ari aya nu naek-naek ke atas. Sumpah, gua pengen banget ke sana. Tapi karena persiapan dan keterbatasan informasi . . . gua harus merelakan.
Halah lebay, tenang . . . masih ada kesempatan, kok. Semangat . . . yeah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar