Rabu, 29 Agustus 2012

Sekali lagi, bisa numpang pa**at di Garuda


Assalamualaikuuumm . . . . waaahhhh, udah Lebaran yaa. Gue selaku orang paling keren di Blog ini ngucapin Selamat Idul Fitri, gak papa ya telat dikit . . . maklum lah, gue sibuk banget akhir-akhir ini, sibuk tidur di bed wkwkkw . . . . maafin ya kalau selama ngeblogg udah bikin lo tersinggung atau bikin ngiri tingkat Eropa lihat foto-foto perjalanan gue . . . hehhe, tapi segala postingan gue ini nggak lain dan nggak bukan adalah demi mempromosikan bahwa Indonesia is Friends, Home and Mother. you must visit Indonesia, find different atmosphere, hahaha . . . pokoknya gue minta maaf banget sama para pembaca semuanya, baik yang biasa ngintip-ngintip blog gue, atau yang sengaja koment, atau juga yang sharing. heheeh, minal aidin wal faidjin.
Eny, sokab dan rekan seperjalanan menuju Jatinangor.


sorry banget sebelumnya, nih foto yang dipajang emang amit-amit banget yach, hahaha. Norma dan Garuda mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir dan bathin. yeaahhhh , , ,
             okeh, kembali melakukan perjalanan. perjalanan yang tentu saja agak lebay dan semakin lebat dnegan kata alay, hahaha. kali ini gue kembali dapat kehormatan untuk yang kedua kalinya bisa dengan bangga MENEMPELKAN PANTAT gue di kursi pesawat Garuda. hahaha, Alhamdulillah . . . masih ada umur di sisa-sisa waktu gue hilir mudik ke tanah perantauan, masih diberi kesempatan untuk numpang mantat di Garuda. subhanallah . . . TAKBIR!!!!!

             ini dalam rangka kembali ke Jawa Barat. kebetulan banget dapat tiket yang dipesan online dengan harga yang cukup bikin bibir gue yang seseksi Anggelina Jolie ini dan mata gue yang seindah Dian Sastro ini bisa kembali memukau setelah melihat harganya. dengan 528.000 perak, gue dan beberapa orang rekan sekampus gue akhirnya bisa nikmatin Garuda di ketinggian 2.675 dari permukaan hidung lo, hehehe, dari permukaan laut lah, beebb. ini untuk yang kedua kalinya setelah Garuda juga menemani perjalanan gue pulang ke Barabai beberapa waktu lalu dan dengan harga yang juga sama.

             well, dikomandani oleh Kapten Lorensius, Garuda terbang pagi-pagi banget sekitar pukul 7 pagi. eaaah, gue bisa lihat sunrise dari pesawat Garuda. alhamdulillah banget, gue dapat kursi 16A yang paling dekat dengan jendela dan 2 kursi di sebelah gue lagi kosong, so . . . menikmatinya pun bisa lebih kaffah, hehehea. dan seperti biasa, akalu naik Garuda selalu dikasih makan. pagi itu gue dikasih makan nasi kuning lauk ayam, porsinya gak kayak di rumah lah. kalau boleh jujur, nih porsi nggak gue banget. hehehe . . . porsi gue biasanya porsi tukang. wkwkwk. tapi alhamdulillah masih dikasih. berikut kondisi di dalam pesawat sebelum berangkat.

para petugas lagi ngecheck pesawat. mana tau ada tikus, kan. tikus bisa bikin pesawat delay lho.

 di bawah ini salah satu fasilitas Garuda. ada media buat dengerin musik, sosialisasi tekhnik keamanan dan buat muter film. waktu itu gue muter film Negeri 5 Menara. tapi nggak sampe habis, brow. nah, adegan yang ini pas Ayah Ibunya Alif lagi berdiskusi soal Alif yang mau disekolahkan ke PM Madani.

dikasih makan juga, walaupun porsinya posrsi artis. beeeuhhh, padahal yang makan tuh sebenarnya tukang, wkwkwwk. tapi alhamdulillah masih dikasih
              dan sekali lagi kita semua harus akui bahwa view dari ketinggian itu emang nggak pernah habis buat dibahas, sampe kapan pun akan tetap indah. hhhhmm, banyak yang bisa didapatkan dari berada di ketinggian. seperti ketika kita berada di pesawat. yang pasti kita bisa ngerefresh otak, karena pesawat bebas macet dan suguhan alamnya sangat menarik untuk diperbincangkan dan difoto tentunya. untuk yang lebih khusus, kita bisa mengenal jenis-jenis awan. wahaha, pelajaran jaman gue masih imut dan manis, wkwkwwk. jenis awan apa aja bisa lo temuin di pesawat, itu pun dengan catatan LO NGGAK TIDUR pas pesawat lagi terbang. kalau lo tidur, ya yang ada lo malah bikin awan baru di kursi lo, hwehehe . . . awan iler maksud gue, heheh.

             kalau pas gue terbang, ada awan-awan yang mengelilingi pesawat. pemandangannya mantab. ada awan cumulus, cirrus, heheeh . . . gue cuma ingat dua jenis awan itu, hahaha . . . pada lupa semua. so, coba dilihat foto-fotonya. mungkin ada awan-awan yang lo kenal.





             sip, lah. alhamdulillah . . . nyampe sampe tujuan. thanks banget buat Kapten Lorensius selaku komandan penerbangan. semoga entar bisa ketemu lagi di penerbangan yang sama dengan menu dan porsi yang berbeda. wkwkwk . . . dan spesial thanks untuk Allah Sang Maha Indah dan Maha Keren, untuk kesekian kalinya view ini kembali bisa dinikmati dengan sangat sempurna. sampai jumpa di petualangan alay berikutnya.

Rabu, 08 Agustus 2012

Adventure----------Indoor edition

Skill must go on
Dulu pernah menekuni bidang ini dalam waktu yang sangat singkat, tepatnya ketika gue masih menjabat sebagai layouter pers kampus. Kerjaannya gak jauh-jauh dari corel draw dan photoshop. Dulu demi bisa menguasai tekhnik-tekhnik edit gambar, gue bela-belain belajar sama senior dan beli bukunya. Yah, walaupun itu gak berlangsung lama. Tapi, di sela daya ingat gue yang terbatas, sedikit-sedikit kenangan singkat bersama photoshop masih terekam di otak gue.
Udah lama banget gue gak bersentuhan dengan magnetic lasso, smudge, brush, gradient, ketika menyentuh mereka lagi, rasanya nih, jari-jari pada kaku. Maklum lah, beberapa tahun belakangan ini hidup gue gak jauh-jauh dari sebuah software yang bernama MICROSOFT WORD, terlebih ketika gue harus berkenalan dengan makhluk asing yang bernama LA. Yah, lengkaplah semua tentang Photoshop harus gue hadapi dengan kekakuan.
Ada sedikit rasa rindu setelah sekian lama melupakannya. Padahal dulu cukup menggandrungi. Gue sempet begadang buat ngedit-ngedit foto, sampe mat ague perish-perih gak jelas karena harus bertatapan dengan radiasi, bahkan kawan sebarak gue ada yang sengaja belajar edit foto pake photoshop sama gue. Yup, semua itu harus gue rebut kembali. Karena biar bagaimana pun gue tetap anggap ini sebagai investasi buat hari tua. Minimal  buat hiburan pribadi.dengan berbekal laptop dan buku-buku tentang photoshop, yaahhh . .. mari kita mulai, coy.


Meet with my old friend                                                                      
Ibarat bertemu dengan teman lama, ada rasa kaku setelah lama gak berjumpa. Ada juga rasa segan. Jari-jari gue harus kembali beradaptasi begitu juga dengan mat ague, harus kembali terbiasa dengan radiasi. Karena kalau udah ngerjain ginian, biasanya jarak antara monitor dengan mat ague tuh, dekat banget.
Tapi, itu hanya ketika awal-awal. Seterusnya, lima hasil eksperimen gue dengan photoshop bisa kelar dalam waktu kurang lebih satu minggu. Itu pake acara begadang dan gak ada tidur siang, tapi jatah tidur siang gue, gue pindahkan jadi tidur pagi, hahaha… wajar lah, karena untuk mengerjakan editan foto yang sederhana aja gue harus bekerja keras, akibat terlalu lama gak make photoshop… hahah. check it, guys . . .
















Okeh, sesuatu banget bisa kembali merambah dunia yang hilang itu setelah hidup gue harus berbaur terus dengan huruf-huruf pada Microsoft word dan Laporan Akhir gue. Thanks buat Kang Ramdhan (senior gue di pers kampus) yang udah dengan sabar membimbing gue memahami photoshop dan buat Gede (rekan pers kampus) yang jadi langganan gue buat install photoshop di laptop gue. Hehehe . . . special thanks untuk Allah Maha Indah, sudah berkenan menganugerahkan kesempatan kedua untuk mengenal photoshop lagi dan berpetualang mengarunginya lagi.
Buat lo yang pengen nyoba juga, gampang aja. Tinggal beli bukunya, download tutorialnya, atau langsung dating ke gue. . . . hahaha. Sampai jumpa di petualangan alay berikutnya.

Jumat, 03 Agustus 2012

Bubur Sumsum Ala Barak Aceh Bawah


Masih ingat gimana hebohnya pembuatan Laporan Akhir. Subhanallah . . . jungkir balik karena revisi yang seakan-akan gak berkesudahan. Sampai hati dan otak ini bertanya-tanya, kapan nih, LA bereeesssss???? Berjuta serangan, dari aksara-aksara nan abstrak, tanda-tanda dan symbol-simbol yang udah kayak sandi, sampai kayaknya kita butuh banget buku panduan memahami primbon dan bentuk-bentuk alam agar bisa paham artinya, pasalnya . . . tulisan Dosen tuh, kayak lukisan realisnya para pelukis Yunani di jaman ulat Phyton, wkwkwkwkwkw . . . . PARAHHHH!!!!

GALAU udah jadi makanan sehari-hari. Dilematis banget, kompleks, rumit, kayak perawan dipaksan kawinan, ahahahah. Pokoknya babaliyut lah, dan seperti biasa . . . kejemuan selalu menghampiri mahasiswa tingkat akhir yang sedang menggarap sawah Bapaknya, hehhehe . . . ya menggarap Laporan Akhirnya lah, broer. Berbagai upaya dilakukan untuk mengusir jemu. Walaupun sebetulnya kita harus tetap fokus pada tujuan kita, yaitu menyelesaikan Laporan Akhir. Karena semakin cepat selesai, nih LA semakin cepat lulus dan semakin cepat juga pulang kampung. Hhhhhh, udah kangen banget sama suasana rumah.

Nah, di tengah kegalauan tersebut, muncullah inisiatif yang sangat jenius dan brilliant dari seorang kawan satu barak. Pas banget, ide tersebut didukung dengan adanya peralatan yang mendukung dan bahan-bahan yang memang sengaja disiapkan untuk menjalankan ide tersebut. Tepat di hari kamis, kita laksanakan ide tersebut. Pas banget, jadwalnya lagi puasa. Jadi ada kegiatan buat ngabuburit. Perkenalkan dulu, nih bahan-bahannya.

 



TKPnya di ruang belajar barak gue, lebih tepatnya di meja belajar milik Ulfa, temen gue asal Cimahi tapi ngerti bahasa Minang, hehehe. meja belajar inilah yang menjadi ranah eksperimental bikin bubur sumsum. meja belajar merangkap dapur. ada kompor listrik juga. maklum lah, udah tingkat 4 jadi barak nggak terlalu dicek. jadi boleh lah kita coba bawa kompor ke barak. hahaha . . .

Okeh, kita mulai, coy. Mulai dari mengiris gula merah. Gak ada talenan, kertas pun jadi, paling juga rasanya ada rasa kertas dikit, tapi itu bagian dari variasi, man. Hahahaha . . . 


Next, rebus air sama daun pandan, biar assoooyyyy aromanya, coy. Sebenarnya bisa juga ngerebus airnya pake kembang tujuh rupa, bunga kenanga atau bunga melati. Karena dengan begitu baunya akan lebih khas dan kuat. Hahahah . . . mulai gila.

Rebusan air dan pandan tadi dicampur sama gula merah.


Dilanjutkan dengan mempersatukan tepung rose brand, santan dan garam. Semoga mix, ya. 


Diaduk sampe berubah bentuk jadi bubur. 


Naaaahhhh, hitungan menit udah mau adzan magrib. Sempat lah kami nongkrong dulu di aquarium dan beres-beres.
Alhamdulillahhhh . . . berbuka puasa dengan bubur sum-sum dengan kawan sebarak. Moment-moment terakhir di barak emang harus lebih sering dinikmati, terutama kebersamaannya yang akan sangat dirindukan kelak.


Thanks buat Ulfa (Cimahi), Mbak Lisa (Demak), Teh Nenden (Cimahi) dan untuk Allah Sang Maha Indah. Sampai jumpa di petualangan alay berikutnya.

Kamis, 02 Agustus 2012

Kue, Eksekutor Kelumpuhan Kearifan Lokal

Sesuai dengan yang pernah gue janjikan dengan seorang teman kampus yang berinisial A, sebut saja Andilau. Gue bakal nulis blog lagi tapi yang edisi Ramadhon. Dan juga sesuai dengan hasil percakapan santai antara gue dengan seorang teman sekampus gue yang berinisial M, sebut saja Mendy more yang mana pembicaraan kami waktu itu adalah tentang 41 macam kue yang ada di Kalsel.

41 macam???? Apa aja tuh??? Gue juga nggak tau apa aja. Seumur hidup gue nggak pernah lihat itu kue yang terkumpul dalam 41 macam jenis kue tradisional Banjar. Maklum . . . kerjaannya makan terus dan gak mikir itu kue apaan, PARAH wakakakaka. Tapi kali ini gue nggak ngangkat soal 41 macamnya tapi lebih cenderung kepada . . . masa depannya. Okai, kembali kita siapkan pena, kamera dan tanpa kertas
Suatu hal yang memilukan, sengaja gue pakai kata memilukan supaya lebih mendramatisir, karena kalau nggak mendramatisir, kesadaran itu akan tetap statis, gak ada perubahan coy. Menjadi suatu hal yang memilukan, ketika kita sebagai generasi muda malah lebih tau makanan khas orang-orang bule ketimbang makanan tradisional sendiri. Studi kasus untuk kawasan kalsel Barabai saja, sering banget kita jumpai makanan-makanan dan kue-kue modern yang lebih mendominasi. Itu baru kawasan yang bisa disebut sebagai kawasan udik bin katro yang cukup jauh dari jangkauan modernisasi. Gimana dengan di kota-kota besar?

Salut buat para Ibu-ibu dan Bapak-bapak dan juga saudara-saudari yang masih eksis membuat dan menjajakan kudapan tradisional yang asli warisan jaman dulu. Padahal sudah banyak para penjual yang banting setir dan berpindah untuk membuat dan menjual kue-kue modern semacam kue tart dan aneka variasinya. Sementara kue-kue tradisional sudah makin tergusur. Terbukti, di wilayah Kalsel, khusunya di Hulu Sungai Tengah, kue tradisional semacam Kalalapon dan Kikicak tempat penjualannya adalah pada meja kecil dan meja itu letaknya di dekat meja besar tempat penjualan kue-kue modern tapi lebih ke bawah, karena meja untuk kue-kue tradisional itu sudah ukurannya kecil, tinggiinya hanya sepaha orang dewasa. Sedangkan meja untuk kue-kue modern tingginya sepinggang. Waaaahhhh . . .

Ada dua option untuk menyikapi fenomena ini. Yang pertama adalah, kue-kue tradisional masi punya tempat di masyarakat tapi tempatnya itu “khusus”, ya lo lihat sendiri lah gimana lay out buat kue-kue tradisional, berada pada meja yang lebih kecil dan lebih pendek. Yang ke dua adalah yang paling buruk, bahwa kue-kue tradisional emang udah benar-benar digeser oleh kue-kue pendatang, sama sekali nggak ada tempat buat kue-kue tradisional. padahal kue tradisional adalah sebuah kearifan lokal yang bernilai, karena melalui kue itulah sebuah jiwa kekeluargaan pada suku Banjar tercermin dan hidup di lingkungannya sendiri.

Terjadilah deskriminasi pada kue-kue tersebut. Tapi ini belum terlampau parah. Adanya kue-kue tradisional di pasar, itu mendandakan bahwa kue-kue tersebut masih punya tempat di hati masyarakat. So, ini semua tergantung dari konsumen. Bisa nggaknya kue-kue tradisional kebanggaan kita itu bertahan adalah tergantung dari masyarakat. Produsen hanyalah sebagai pengikut kebutuhan masyarakat. Jarang sekali pembuat kue-kue tradisional yang masih mau bertahan dengan keidealisannya untuk mempertahankan eksistensi kue tradisional. Karena biar bagaimanapun, kita tetap membutuhkan “sesuatu” untuk bertahan hidup.
Nasib kue-kue tradisional yang waktu kita masih kecil selalu disediakan oleh Nenek kita dan dibeli oleh Kakek kita, katakana lah sedang terancam. Ya, ini masalah serius. jangan mikir Cuma masalah tempe tahu aja yang bakal punah, kalau kue-kue tradisional juga punah, maka itu berarti kita sudah kehilangan warisan zaman yang sangat berharga.

this is LAMANG, hahah . . .


yang ini kue tradisional yang paling populer, Kalalapon dan Kikicak. yang paling ujung namanya . . . Wadai Patah.

Kue pendatang yang mulai menggeser kedudukan kue pribumi . . .
 

Called this . . . AMPARAN TATAK

Kue Bingka, sering diplesetin sama orang-orang jadi Bingkarungan. hahahaha
  inilah persaingan itu. ketika kue tradisional harus bersanding dengan kue zaman sekarang. come on . . . pray for Bingka dan kalalapon, hehehe . . .

okai, coy. sekian dulu Blog edisi Romadhon kita. lain waktu kita sambung lagi dengan teman yang baru . . . hehehe . .  .  *ngiler-ngiler dah lo lihat tuh foto-foto. selamat berpuasa, ya . . . guys . . .
sampai jumpa di petualangan alay berikutnya.