Gagal ke Ciremai . .
. hahahaha. Belum jodoh kali, ya. Tapi nggak masalah, masih bisa tracking, man.
Ceritanya lagi nyambut 17an di Kuningan. Desa Tetangga lagi ngadain tracking
Bukit Mayana bareng perangkat Desa se Kecamatan Kadugede. Nah, Praja yang lagi
KKN di Kadugede diikutin semua. Tapi di kelompok gue hanya beberapa aja yang
ikut, coz ada yang punya acara lain yang sifatnya agak pribadi
(*&^$%^&) hahaha . . .
Pas banget, Pak Kuwo
atau Lurah gue idealis banget. selalu menerapkan hidup disiplin sama anak
buahnya, makanya kita semua berangkat trackingnya pagi-pagi. Jadi,
tumben-tumbennya tuh hari sabtu pagi banget, di saat kabut tipis masih
berkeliaran di kampung gue, gue sama yang lain udah pada siap, rela bangun pagi
demi tepat janji sama Pak Kuwo. Intinya, sih si Pak Kuwo pengen trackingnya
cepat selesai . . . biar siangnya entar dia bisa ikut acara lain (maklum, Pak
Kuwo sibuk deui mah, nu Praja na menyesuaikan wae) makanya, pagi-pagi banget
kita udah siap buat berangkat bareng Pak Kuwo and the gank ke pos pendaftaran.
Ini lah tempat
pendaftarannya, sebelum ngetrack . . . foto dulu, dah . . . wkwkwkw.
Setelah pengarahan
bentar, langsung kita semua yang terbagi dua kelompok untuk mewakili Desa
Babatan (Desa tempat gue KKN) segera ngetrack di hutan Mayana.
Alhamdulillah,
finishnya di Desa Ciketek . . . wuhahahaha, maksud gue Desa Ciketak. Desa ini
lah yang ngadain acara tracking buat nyambut 17an. Sesampainya di pemukiman
penduduk, seperti biasa . . . wajah-wajah lelah kami langsung disambut
sumringah oleh Ibu-ibu PKK, dan nggak ketinggalan . . . kudapan-kudapan khas
Sunda . . . aaajjiiiibbbbbbbb . . . pake B. WKWKWKWKW . . .
Setelah disambut hangat (ga pake kompor tapi .
. . hehehe) dan dikasih kudapan, kita semua langsung ditodong buat nyanyi di
atas panggung pake organ tunggal . . . huuuuaaddeehhhh . . . maaannn, nggak
sesuai tupoksi sebenarnya, tapi doktrin yang dulu dicerna adalah, apapun
suruhannya adal positif, Praja wajib bilang SIAP. Hahahaha . . . masalahnya,
dari semua Praja yang ikut tracking (termasuk gue) nggak ada yang bakat di
bidang tarik suara.
Secara . . . Bang
Asep bakatnya bikin puisi, Mas Rifki bakatnya nambal ban, Mbak Shanti bakatnya
ngelas, Uda Tri emang udah bakat naik gunung, Hairun bakatnya nodong, Empi juga
parah . . . bakatnya acrobat, Mas Ibnu bakatnya kenek, Nidhar bakatnya nyangkul
dan gue bakatnya tidur . . . yaaahhhh . . .
Untungnya setelah
melalui diskusi yang cukup rumit, Empi lah yang menjadi korban organ tunggal .
. . wkwkwkwkw . . . ttaaaaarrrrreeeeekkkkkkkkkkk . . .
Sampai jumpa di
petualangan alay berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar