Sabtu, 03 Maret 2012

Tracking Mayana di 17an


Gagal ke Ciremai . . . hahahaha. Belum jodoh kali, ya. Tapi nggak masalah, masih bisa tracking, man. Ceritanya lagi nyambut 17an di Kuningan. Desa Tetangga lagi ngadain tracking Bukit Mayana bareng perangkat Desa se Kecamatan Kadugede. Nah, Praja yang lagi KKN di Kadugede diikutin semua. Tapi di kelompok gue hanya beberapa aja yang ikut, coz ada yang punya acara lain yang sifatnya agak pribadi (*&^$%^&) hahaha . . .
Pas banget, Pak Kuwo atau Lurah gue idealis banget. selalu menerapkan hidup disiplin sama anak buahnya, makanya kita semua berangkat trackingnya pagi-pagi. Jadi, tumben-tumbennya tuh hari sabtu pagi banget, di saat kabut tipis masih berkeliaran di kampung gue, gue sama yang lain udah pada siap, rela bangun pagi demi tepat janji sama Pak Kuwo. Intinya, sih si Pak Kuwo pengen trackingnya cepat selesai . . . biar siangnya entar dia bisa ikut acara lain (maklum, Pak Kuwo sibuk deui mah, nu Praja na menyesuaikan wae) makanya, pagi-pagi banget kita udah siap buat berangkat bareng Pak Kuwo and the gank ke pos pendaftaran.
Ini lah tempat pendaftarannya, sebelum ngetrack . . . foto dulu, dah . . . wkwkwkw.


Setelah pengarahan bentar, langsung kita semua yang terbagi dua kelompok untuk mewakili Desa Babatan (Desa tempat gue KKN) segera ngetrack di hutan Mayana.




Alhamdulillah, finishnya di Desa Ciketek . . . wuhahahaha, maksud gue Desa Ciketak. Desa ini lah yang ngadain acara tracking buat nyambut 17an. Sesampainya di pemukiman penduduk, seperti biasa . . . wajah-wajah lelah kami langsung disambut sumringah oleh Ibu-ibu PKK, dan nggak ketinggalan . . . kudapan-kudapan khas Sunda . . . aaajjiiiibbbbbbbb . . . pake B. WKWKWKWKW . . . 


 Setelah disambut hangat (ga pake kompor tapi . . . hehehe) dan dikasih kudapan, kita semua langsung ditodong buat nyanyi di atas panggung pake organ tunggal . . . huuuuaaddeehhhh . . . maaannn, nggak sesuai tupoksi sebenarnya, tapi doktrin yang dulu dicerna adalah, apapun suruhannya adal positif, Praja wajib bilang SIAP. Hahahaha . . . masalahnya, dari semua Praja yang ikut tracking (termasuk gue) nggak ada yang bakat di bidang tarik suara.
Secara . . . Bang Asep bakatnya bikin puisi, Mas Rifki bakatnya nambal ban, Mbak Shanti bakatnya ngelas, Uda Tri emang udah bakat naik gunung, Hairun bakatnya nodong, Empi juga parah . . . bakatnya acrobat, Mas Ibnu bakatnya kenek, Nidhar bakatnya nyangkul dan gue bakatnya tidur . . . yaaahhhh . . .
Untungnya setelah melalui diskusi yang cukup rumit, Empi lah yang menjadi korban organ tunggal . . . wkwkwkwkw . . . ttaaaaarrrrreeeeekkkkkkkkkkk . . .

Sampai jumpa di petualangan alay berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar