Selasa, 03 Juli 2012

Belajar Pada Kamera: "FOKUS"


 menDSLRkan kamera saku
Legaaaa rasanya apabila urusan wajib sudah dilaksanakan. Hari selasa tanggal 2 Juli 2012 semua atribut dan antek-antek Laporan Akhir udah gue bereskan. Udah gue print, udah gue jilid di fakultas dan udah gue kumpul beserta kaset CDnya. Alhamdulillah, semua lancar dan terasa begitu mudah, baik dari revisi, minta tanda tangan, sampe proses registrasi semuanya lancar kayak jalan tol. Alhamdulillah . . .
Walaupun gak dapat nilai yang waaaaaww, tapi beresnya tetap harus dirayakan. Dirayakan sebagai salah satu bentuk dari rasa syukur kita terhadap kemudahan akses yang Allah berikan . . . TAKBIR!!! Heheh. Saatnya untuk meluangkan waktu untuk hobi dan alam. Setelah sekian lama berkutat dengan radiasi laptop dan aksara-aksara juga tanda-tanda abstrak bikinan para Dosen, sekarang lah waktunya sejenak amnesia dengan semua itu. Sejenak kita lepaskan dengan berpergian keluar dari rutinitas yang monoton, break the rule, broer!!!!
Sore itu ceritanya gue mau foto-foto sama Mbak Ria, temen gue asal Mojokerto. Gue niat banget mau foto di sudut-sudut kampus dengan menggunakan PDH, kapan lagi coba, coy. Secara sebentar lagi gue udah mau cabut dari kampus bersejarah ini. So, nggak ada salahnya beralay ria dengan berfoto-foto sepuasnya di belakang kampus dengan kamera sakunya Mbak Ria.
Nah, tadinya gitu mau foto objek diri gue sendiri. Tapi setelah melihat objek-objek lain yang ternyata luar biasa indahnya . . . yaaahhhh, malah foto bunga-bunga. Hahahah, apalagi kita baru tau kalau kameranya Mbak Ria nih, bisa buat fokus objek dari jarak dekat. Tapi susahnya minta ampun, jadinya kita berdua pada penasaran dan terus mencoba membidik objek-objek indah yang kami temui di perjalanan ini. Hasil bidikan kami ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Banyak yang gagalnya, sih. Tapi gak masalah, namanya juga belajar. Proses, man prosesss . . .
Ini lah foto-foto hasil bidikan gue sama Mbak Ria. Tapi untuk sementara foto gue dulu selaku orang penting di cerita ini. hahahaha . . . yang protes BAYAR!!!!!!
 eaaaa, percaya dah sama gue, foto di atas nih, yang aslinya jauh lebih keren. suer berani dipalak kenek kopaja. hahaha. tapi pada akhirnya gue sama Mbak Ria lebih tertarik untuk belajar menDSLRkan kamera saku punya Mbak Ria. karena setelah diamati, banyak sekali objek di belakang kampus yang layak untuk di bidik dengan tingkat fokus yang tinggi, dan sebenarnya kamera saku bisa disetting fokus kayak DSLRnya walaupun tingkat kesulitannya lebih tinggi. tapi gak masalah, ITU ADALAH TANTANGAN. dan berikut adalah foto-foto yang berhasil kami bidik dengan kerja keras maksimal yang sudah kami sangat usahakan, hehehe . . .
liar tapi indah . . . . bunga-bunga itu indah, tapi liar dan gak terurus. menjadi penghidup suasana di kelengangan sore.

Efek cahaya matahari sore yang menghambur di tanah lapang. layak dinikmati bagi yang kulitnya jarang tersentuh matahari. hangat tapi teduh untuk diresapi . . . ajjjiibbbbb pake B.

bunga liar yang kadang kita lupakan dan berlalu begitu saja, padahal wujudnya sahajakan kerinduan sore pada jingga.

Bunganya indah, tapi baunya biasa saja. mungkin dari bunga ini kita bisa belajar tentang inner beauty dan outer beauty, hahahaha . . . .

So magic . . . .

Lirih angin menutup seharian yang lelah, ketika kau sandingkan aku dengan awan kelabu, maka semuanya seperti pupus oleh angin dan hampa.

Tiga bunga, dua bunga itu berdampingan dan satu bunga yang terpasak harus menjauh. menjauh dan mengalah. itu demi kebahagiaan sepasang bunga di belakangnya.

Kita berlima adalah sahabat. surga dan neraka pun tau.

Serasa di manaaaaaa . . .

Nasionalisme banget, warna merah yang dominan.

foto-foto di atas diambil dengan fokus kamera yang hingga sekarang gue belum ngerti tekhnik penggunaannya. soalnya gue ngebidik dengan feeling, hehehe . . . maklum lah namanya juga pemula dan masih perlu banyak belajar. tapi, dari perjuangan membidik objek itu memberikan kita sedikit pengetahuan tentang FOKUS. yup, fokus. manusia sepertinya harus belajar dari kamera. pada kamera selalu ada fokus yang digunakan untuk membidik objek supaya tepat sasaran dan hasilnya bagus. terbukti, memang penggunaan fokus untuk kamera saku luar biasa susah banget, gue aja jongkok buat nyari titik fokus ke objek bisa sampe 3 sampe 5 menit. tapi, seru. dan kalau kita emang fokus maka hasilnya akan sangat memuaskan dan akan menjadi kebanggaan tersendiri atas kerja keras dan fokus.
next, ada pematang sawah yang sekilas mirip kayak di Tabanan Bali. ijo royo-royo, rasanya pengen guling-guling di sana buat melampiaskan luapan perasaan bahagia . . . hahhaha . . . merdeka dan bebaaassss . . . . kapan-kapan mudahan sempet ke Tabanan yang asli. ehehh, padahal ceritanya kita mau bilang kalau ini Tabanan beneran, tapi kita urungkan, takut membuat kebohongan publik yang beresiko tinggi, hehhe. sebut saja ini semi Tabanan, hahahah . . . padahal ini di Sumedang, euy.


pematang sawahnya mirip banget kayak di Tabanan. tapi kurang ijo royo-royo, coy, hahaha. secara di Tabanan itu sudah menggalangkan pertanian yang bebas pestisida. makanya nggak heran sawahnya ijo royo-royo banget, heheh. tapi . . . udah bisa lihat pemandangan sehijau ini aja udah cukup kok, buat yang terbiasa bertatap langsung dengan radiasi beracun, REFRESHING, EUY.
biasanya tiap sore, pematang sawah ini selalu ramai. ramai oleh burung-burung yang main kucing-kucingan dengan para petani. kalau sekawanan burung terbang menghampiri padi, maka para petani langsung menggerakkan kaleng-kaleng dan orang-orangan sawah yang ada di tengah-tengah sawah sambil berteriak-teriak untuk mengusir kawanan burung. moment ini jadi hiburan tersendiri. Indonesia memang selalu punya kearifan lokal yang menarik untuk diamati dan bisa juga untuk materi sebuah inspirasi. tergantung kepekaan masing-masing, broer.
ada angin yang tertuang di gelas-gelas kosong kita. ketika aku dan kamu lebih memilih duduk di saung sambil siaga menjaga padi dari kawanan burung. ada layangan yang bersanding hebat dengan tangguhnya biru langit. waktu itu kau beri aku pilihan, mau ke kota atau tetap di sini. aku pun menjawab dengan lugas. aku lebih bernilai jika disuruh menjaga pematang ini dari kawanan burung daripada aku hanya menghambur di panasnya kota. 
kembali angin tertuang. kali ini ditingkahi dengan suling bambumu. itu saja sudah cukup bagi anak sepertiku. dan selamanya aku tidak akan beranjak.
hhhhhhh, menyenangkan. senja pun datang. dan kami sudah harus pulang. pulang dengan rasa penasaran akan tekhnik fokus di kamera saku. ya, sangat penasaran. di lain waktu kita harus lebih banyak belajar lagi bagaimana menggunakan fokus di kamera saku. 

foto nyang di bawah nih kayak di Ubud. *walaupun belum pernah ke Ubud, wkwkwkw
 
         
         yang ini kayak di Sanur . . . hahah


so, belajarlah dari kamera. kalau kamera bisa fokus, maka objek bisa dibidik dengan utuh, tepat sasaran dan hasilnya bagus. silahkan ilmu kamera ini dicoba di kehidupan nyata.
thanks to Allah yang maha indah, yang sudah menggerakkan sepasang kaki ini untuk melangkah sejenak melupakan realita memuakkan untuk pergi ke belakang kampus menikmati sore. buat Mbak Ria atas pinjaman kameranya, hehehe . . . bidikan kita nih, udah lumayan mbak buat pemula. dan besok-besok kita udah harus menguasai tekhnik fokus untuk kamera saku. semangat belajar!!!!!
sampai jumpa di petualangan alay berikutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar