Senin, 27 Desember 2010

Rayuan Pulau Sempu . . . (gak sempet . . .)




Di siang hari, kami berdua menjalankan rencana selanjutnya. Yah, ini adalah rencana Mbak Qomah. Tripnya hari ini adalah langsung menuju Malang. Busseetttt . . . Mbak Us agak protes gitu gara-gara gua sama Mbak Qomah cuma bentar main di rumahnya. Tapi, ya itu lah perjalanan kami.
Akhirnya kami pun berangkat ke Malang dengan menggunakan bis yang lewat di depan rumah Mbak Us. Bis itu yang jurusan Kediri. Kami naik bi situ dan mengucapkan salam perpisahan kepada Mbak Us dan keluarga (macam formal gitu, ya . . .) kami pun memulai perjalanan lagi. Kali ini agak lama waktunya. Sekitar 6-7 jam dari Nganjuk.
Pas Asar, kami tiba di teriminal Kediri. Shalat asar dulu di musholla terdekat sambil nunggu bis puspa yang berwarna biru yang akan mengantarkan kami ke Malang. Hhmmm, pas di terminal kami nongkrong. Kami seperti biasa, gak ada kepengen jajan. Apalagi, lagi-lagi kami dikasih ongkos lagi sama tuan rumah. Tapi kali ini ongkosnya gak seperti yang dikasih Mbak Ria di Mojokerto. Tapi berupa berbungkus-bungkus keripik tempe dalam kemasan yang berlabel MADE IN NGANJUK. Hahahaha . . .
Ya, klop banget. Sambil nunggu ampe tuh bis penuh, kami ngemil keripik tempe. Dan keripik tempe itulah yang menemani perjalanan kami ke Malang. Perjalanan menuju ke Malang dilakukan malam hari. Pas hampir nyampe kawasan Malang, kami mendapati jalan yang lebih mirip ular ketimbang jalan. Tapi dari jalan tersebut kami bisa melihat indahnya malam di kota Malang yang dipantau dari kejauhan (seddaaaaapppp . . .) dalam lelap gua, yah ceritanya gua lagi tidur, bos. Itu sebagai antisipasi gua biar gak mabok lewat jalan macam ular itu. Untungnya gua sempet lihat gemerlapan kota Malang dari atas. Mantab . . . elok nian, jheng.
Sampailah kami di terminal Arjosari. Dari situ, sesuai dengan arahan dari Ibunya Mbak Bella (korban selanjutnya, man . . . hahahha) kami harus naik angkot biru yang namanya AG dan berhenti di Sumpil gang satu. Jangan Tanya itu daerah apa, gua juga gak tau dan baru denger.
“Sumpil Mbak.” Kata sopir angkot. Wah, Jawanya udah terasa. Biasa di angkot gua dipanggil Neng. Tapi di sini gua dipanggil Mbak. Mantabs . . . langsung dijemput oleh Ibunya Mbak Bella di depan sebuah gang. Ibu Mbak Bella bilang Bella lagi sakit. Hhhmmm . . . semoga tambah sembuh dengan kedatangan kami, DUA PETUALANG SEJATI. HOHOHOHO . . .
Di Malang gak bisa jalan-jalan secara maksimal. Disebabkan:
Kami kurang tahu Malang;
Agak kecewa karena tadinya mau ke Bromo;
Mbak Bell lagi sakit
Kami kecapekan
Irit Bos . . .
Hahahaha . . .
Gua udah mulai gak betah lama-lama di rumah. Jangan sampai gua di Malang cuma nongkrong di rumah. Mbak Qomah kayaknya gak bisa diajak kemana-mana dulu, nampaknya Beliau kecapekan. Mbak Bella juga, kondisi belum memungkinkan. Tapi setelah gua pikir-pikir, sendiri juga bisa. Walaupun resiko yang ditanggung cukup besar.
Hhhmmmm, gua mulai nanya-nanya ke Mbak Bella tentang akses ke Pulau Sempu. Hahaha . . . ini lah hasilnya orang yang sering terhasut oleh hasutan para blogger. Gua sering banget baca blog orang yang isinya pulau Sempu. Tempatnya lumayan indah. Tapi akses ke sana lumayan jauh. Sekitar 69km dari Malang. Setelah dapat info dari Mbak Bella, dia bilang di sini baru Malang Utara. Gua harus ke Malang Selatan untuk bisa ke Sempu.
Okeh . . . nekat gua bilang iya. Dengan hanya membawa uang dan kamera saku, gua cabut dari rumah Mbak Bella. Goooooo . . . pagi-pagi kita ngetrack dari terminal ke terminal . . . hahahaha.
Perjalanan di mulai dari sebelah utara Sumpil, rumah Mbak Bella. Gua naik angkot AG yang bakal nganterin gua ke terminal Gadang. Cukup jauh perjalanan ke Terminal Gadang, tapi karena gua pake angkot jadi ongkos yang keluar sebesar Rp. 3000,- di Gadang gua naik mobil colt (gini gak sih tulisannya???) kali ini tujuan gua ke Turen. Nah, yang ini lebih jauh. Mana mobilnya lambat jalannya, heuheuheu . . . namanya juga mobil angkutan umum. Depannya aja macam mobil rongsokan (heuheu . . . sory, jek) tapi masih layak pake. Yang penting gua harus nyampe di Turen. Ongkos ke Turen dengan Mobil Colt adalah Rp. 6000,-
Nyampe di Turen . . . hujan, man. Gua lihat banyak banget angkot biru yang tulisannya Sendang Biru. Sendang Biru adalah nama pantai. Di seberangnya adalah pulau Sempu. Mantabbbb . . . gua langsung cari angkot Sendang Biru yang narek ke sana. Karna gak semua angkot yang mangkal di situ mau ke Sendang Biru. Dan ternyata hanya ada satu angkot yang mau ke sana.
Ya, sudah. Di tengah hujan yang makin deras itu sekitar pukul 11 siang, gua langsung naik ke angkot itu sekalian buat berteduh. Statusnya tuh angkot adalah sedang menunggu penumpang sampai angkotnya penuh oleh penumpang.
Nah, ini nih yang gila. Gila banget pokoknya, sadiiissss . . . tuh sopir angkot emang wedan tenan . . . bayangkan, dah ya, tuh angkot udah cukup penuh. Tapi dia masih aja berlama-lama nunggu sampe tuh angkot kepenuhan. Gua tadinya masih bisa sabar, man . . . sabar banget gua. ampe azan djuhur berkumandang . . . gua bilang sama tuh sopir sama assistennya (adeknya juga kayaknya) bahwa gua mau shalat djuhur, sekalian juga gua mau nanya di tengah pasar itu letak musholla ada dimana.
Sok mangga, gua ditungguin. Selesai gua shalat, ternyata tuh angkot ke Sendang biru gak berangkat-berangkat juga. Ngebete in, bos. Dari jam sebelasan ampe djuhur, kelar djuhur . . . pas ditanya, masih nuggu penumpang. Bussseettt . . . kampret juga, neh. Hahaha . . . ampe hujan berhenti, jawaban tetap sama
MASIH NUNGGU PENUMPANG.
Lo bayangin, bro. gua udah terdesak sama penumpang lain. Tempat yang gua tempatin, yang seharusnya berkapasitas hanya untuk 3 orang, gara-gara tuh sopir nafsu banget ngmpulin penumpang . . . akhirnya menjadi 5 orang dan gua berada tepat di tengah-tengah. Sedangkan posisi belakang gua . . . gua terjepit oleh sepasang kaki Bapak-bapak dan seorang Ibu tua. Masya Allah . . . rezim sang sopir udah bikin gua hampir GEPENG, man. Assseeemmm . . .
Tapi gak masalah, selama dalam perjalanan sama sekali gak ada keluhan yang keluar dari mulut seksi gua (hahaha . . .) gua duduk manis, macam anak penurut, gak bisa berbuat apa-apa, segala macam jenis komplein dari pengen nendang, tuh sopir (hehehe . . . pisss . . .) ampe pengen ngomelin habis-habisan . . . semua hanya ada dalam angan gua. gua gak pengen bikin masalah, gua gak pengen menodai liburan gua yang menyenangkan ini dengan adegan berantem.
Jangan ampe lah ada berita seorang praja IPDN yang inginbertamasya ke Sendang Biru melakukan pemukulan . . . wah, gak elite banget kayaknya. Udah basi, man. Okeh, niat gua kan pengen liburan, pengen ke pulau sempu, gua berusaha nahan emosi gua dan menerima semua ini dengan lapang dada. Yang penting bisa selamat ampe tujuan.
Dalam perjalanan, pemandangannya cukup indah. Ada jurang-jurang dan pohon kelapa, pertanda pantai sebentar lagi bakal nyampe. Hhhh, sabar . . . sabar . . . satu persatu penumpang pun berkurang. Ternyata hanya sedikit saja yang mau ke sedang biru, termasuk kakek-kakek yang ternyata pengen mancing ke pulau sempu.
Setelah melakukan perjalanan yang lumayan lama sekitar 3 jam, jalannya berliuk-liuk, masih ada beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan, dan samping menyamping adalah hutan, rumah penduduk masih jarang, menurut gua ini gak seperti jalan mau ke pantai, lebih mirip jalan mau ke pegunungan, hahaha . . .akhirnya . . . ooohhhh, gua terharu banget, bro. terharu . . . gua langsung diantarkan sama tuh sopir tepat di depan pantai sendang biru, posisi gua berhdapan langsung dengan pulau sempu. Alhamdlillah . . .
Terjadilah percakapan serius antara gua sama sopir yang rese itu, diangkot tinggal gua sama tuh sopir, dia bilang bahwa angkot ini adalah angkot yang terakhir yang sebentar lagi akan menuju Turen. Setelah itu gak ada angkot lagi dari jam 5. Gua jelas panik, keindahan pantai belum gua nikmati speenuhnya, apalagi pulau sempu, belum gua jamah, man. Tapi kayaknya sopir yang kayaknya berumur 25 tahun ini serius bilang ke gua. dia bilang gua ke sendang birunya kesiangan, coba kalau dari pagi. Hhhmmmm, akhirnya keluar lah jurus pelas . . . hhehe
Gua bilang sama tuh sopir kalau gua cuma bentar di pantai ini. Gua gak punya tempat nginap, gak ada temen juga di sini. So, how???? How?? Tuh sopir mengira gua mau ke tempat teman gua yang ada di sendang biru. Boro-boro temen, mah. Gua sebatang kara, temen gua di Sumpil bro. keluarlah jurus , hahaha . . . gua minta dengan memelas agar Mas sopir tersebut entar datang lagi ke sendang biru buat jemput gua. soalnya gua gak bawa ongkos banyak buat nginap, kalau gua nginap dengan uang seiprit ini kemungkinan gua bakal nginap selama-lamanya di sendang biru, sampe temen gua yang di Sumpil itu mau jemput gua. hahhaa, . . .
Akhirnya, tuh sopir terketuk juga hati nuraninya. Akhirnya dia mau datang lagi sekitar satu jam kemudian ke Sendang biru buat jemput gua, hehehe . . . sopir dan angkot pribadi jadinya. Hohohoh . . . mantab. Ankot itupun melaju meninggalkan sendang biru, janji tuh sopir gua pegang, dia bakal balik ke sini lagi satu jam kemudian.
Jadilah di sore itu gua nyampe di sendang biru dan menikmati pantainya, tanpa sunset. Hehehe . . . mau ke pulau Sempu tapi ke sana butuh uang seratus ribu. Haaaa???? Gak tau gua ditipu atau gak. Yang jelas itulah yang dibilang sama orang sana. Lagipula, ongkos gua Cuma ongkos pulang yang tersisa. Gak papa lah, yang penting gua udah nyampe di pantainya. Itu udah cukup. Pulau sempu, mah . . . anggaplah gua udah nyampe juga di sana. Walaupun hanya melihatnya dari jauh. Heheheh . . . minimal gua tau betapa sulitnya menempuh perjalanan ke Sendang Biru.
Sejam kemudian, sesuai dengan janjinya, tuh sopir yang tadinya gua bilang rese, ternyata teramat baik. Hari itu dia jadi sopir pribadi gua, walaupun gua hampir gepeng dibuatnya. Thanks banget Mas, heheh. Dia bilang sama gua, sayang banget nikmatin pantainya hanya sebentar. Lain kali kalau mau ke sini rombongan aja. Hahha, gua bilang aja gak ada yang mau diajak ke sini. Hohoho . . .
Perjalanan pulang, gua gak ngerasa gepeng lagi. Kali ini gua duduk tepat di samping supir. Penumpang pun gak sebanyak tadi. Hhmmmm . . . perjalanan pulang jadi lebih bisa dinikmati. Dan lebih cepat sampai tentunya. Hhhh . . . gua bisa bernafas dengan lega. Perjalanan ke pantai Sendang biru telah berhasil gua taklukin. Walaupun gak nyampe ke Pulau Sempu tapi gua udah lihat Sempu dari kejauhan. Namanya juga bersolo karir, modal kudu banyak. Sementara itu gua bawa pas-pasan. Heuheu . . . next trip harus lebih matang perencanaannya, bro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar