Senin, 27 Desember 2010

Lawang Sewu malam-malam, euy





Trip selanjutnya, tanpa Mbak Qomah. Tiket pesawatnya tanggal 10. Sedangkan gua belum mesan tiket. Jadi tanggal 10 itu Mbak Qomah memisahkan diri. tinggalah gua yang masih akan melanjutkan perjalanan ke beberapa tempat lagi.
Tanggal 11 gua ke Semarang. Perjalanan dimulai pukul 3 dari Arjosari. Dari Malang ke Lumpia City sebenarnya bisa nyampe pukul 10 malam waktu Semarang. Itu normalnya, cuman gua ngelewatin jalan macet. Dari arah ke Sidoarjo udah macet, nah, lumayan gua bisa lihat tanggulnya doang, hohohoho . . . kemacetan berlanjut kembali di Rembang karena ada pengaspalan dan ada truck yang melaksanakan perbaikan.
Selama perjalanan, gua melewati Pasuruan, setelah itu baru Sidoarjo. Gak lihat lumpur, gua bisa lihat tanggulnya, man . . . (bangga banget gua, ya . . . hahahaha) baru Surabaya, next ke Lamongan, baru ke Tuban. Tuban emang bikin gua terkesan, karena lautnya deket banget. Gua jadi bingung, ini kota di tengah laut atau laut di tengah kota??? Dalam pikiran gua untuk menempuh pantai itu bukanlah suatu hal yang mudah. Pas gua di Kalsel (kampung gua) gua mesti lintas kabupaten dulu baru bisa lihat pantai, itupun harus melewati jalan panjang agak rusak dan perkebunan kelapa sawit.
Tapi, di Tuban pantai bisa dengan mudahnya diakses karena gak jauh dari pusat kota. Sayang gua lewat Tuban pas malam. Malam minggu pula, maka banyaklah pasangan-pasangan tak dikenal yang nongkrong di sepanjang pantai itu, hahahaha . . . gua hanya bisa menikmati lewat jendela bis. Padahal, seandainya pake motor . . . gua udah bersinggah dan bermalam di Tuban, nginap di rumah penduduk sekitar dan menikmati malam sampai pagi di pesisir. Mantab banget kayaknya . . .
Mungkin nanti kapan-kapan gua ke Tuban. Sayang Tuban gak masuk hitungan trip gua, setelah Tuban lewat Rembang. Kemacetan mulai terasa dan makin menggila . . . tengah malam dan pukul 3 pagi bis masih di jalan, terperangkap dalam belantara alat transportasi yang segede jumbo. Luarrrrr biasasaaaaaa . . . gua melek bangun aja kerjaannya. Mendapati diri gua masih meringkuk dalam bis di pagi yang sangat dingin di Rembang.
Mendekati Kudus, macet sudah mulai berkurang. Pagi mulai meninggi, gak kerasa gua mendekati Demak. Berarti bentar lagi nyampe Semarang. Mbak Arshanti, temen sekampus gua udah mulai menghubungi gua. dia dan Bapaknya bakal nunggu gua di Terminal Semarang. Hebohnya lagi, bis gua gak ngeh kalau gua pengen berhenti di terminal. Yah, guanya juga bego gak bilang dari tadi. Hahaha, tapi gak papa . . . santai lah. Gua tinggal bilang aja, akhirnya assisten sopir bis alias kenek melakukan konsolidasi dengan sopir mengenai gua yang telat berhenti ini.
Akhirnya sopir mengambil kebijakan, hingga gua diturunin. Entahlah gua diturunin dimana waktu itu. Yang jelas gua langsung dapat bis yang menuju terminal Semarang. Dan di situlah gua ketemu Mbak Shanti dan Bapaknya dan juga adeknya Mbak Berry . . . hahahaha.
Jadi, 12 Desember 2010, Nyampe di rumah Mbak Santi gua langsung masak. Hohoho, waktu itu yang dimasak adalah kakap goreng dan tempe goreng. Tuh hari gak bisa jalan-jalan dulu. Soalnya gua baru dating pagi, badan gak terasa capek sih. Tapi akan menjadi capek kalau gua paksain jalan-jalan hari itu juga.
Akhirnya gua sama Mbak Santi ngebolang malam. Hahaha, habis isya dan makan malam kami langsung chaw dari rumah. Mbak Shanti selaku pendamping turis, melihat keindahan Kota Semarang malam-malam. Agak sepi. Tapi yang penting bisa foto-foto, hohoho . . .
Tau-tau Mbak Santi berhenti di suatu tempat. Sambil dia bilang yang di seberang sana ada Tugu Muda. Dan ternyata . . . kami mau ke Lawang Sewu. Bussseetttt . . . gua baru ingat kalau di Semarang ada Lawang Sewu. Ya, akhirnya malam itu juga kami berdua masuk ke Lawang Sewu. Gua baru pertama kali ke Lawang Sewu, malam-malam pula, cuma berdua lagi (bertiga lah sama bapak-bapak yang nemenin). Di Lawang Sewu diajak keliling-keliling. Lihat sungai tempat pembuangan jenazah, lihat ruangan pesta yang luar banget, lihat lorong panjang nan gelap yang ngelihatnya bikin merinding dangdut, lihat kamar mandi jaman Belanda, pas di kamar mandi gua sama Mbak Santi disuruh jangan ampe kosong tuh pikiran. Huhuhu . . . jelas-jelas konsentrasi kami langsung buyar setelah dikasih tau begitu. Rupanya tuh kamar mandi banyak penunggunya kali. Tiket masuk ada Rp. 10.000,-.
Diajak ke bawah tanah juga, cuma diajak . . . gak masuk kita. Hehehe . . . malam, bos. Serem gitu. Setelah ke Lawang Sewu yang menegangkan, kami langsung ke Tugu Muda yang malam itu lagi ramai-ramainya. Berfoto lah gua di depan tugu Muda. Next, keliling lagi ke depan Kantor Pemkot Semarang. Gua rasa Semarang tata kotanya emang yahud, bener-bener Jawa. Dari lampu yang berkarakter khas Jawa sampai makanannya juga (heuheu . . . laper gua)
Jalanan mulai sepi, puas keliling malam bareng Mbak Santi di Kota Semarang.

Besoknya, gua lanjut lagi ke Klenteng Agung Semarang. Habis Klenteng Agung kami ke Lawang Sewu lagi, soalnya tadi malam gak bawa kamera digital, jadi kami balik lagi buat foto-foto, hahaha . . . dasar narsis. Habis dari Lawang Sewu dan beli oleh-oleh, cabut lagi kami ke Kota Lama. Naaahhhh . . . ini mantab juga man. Bangunannya masih khas jaman dulu. Gua jadi ngerasa kayak di suatu kota di Eropa (&^%&^%&$) hahaha . . . bener-bener bangunan lama, dasarnya aja bukan tanah, tapi masih berupa paving. Bussseettt . . . bangunannya unik, gak ditemuin di kota manapun. Katanya ini pernah jadi tempat syuting film gitu. Hhhhmmmmm . . .
Trus ada pohon di samping gereja yang digantungi botol-botol. Gak ngerti juga tuh pohon bisa digituin, ada kegiatan apa?? gua juga kurang tau.
Selesai di Kota Lama, kami pun pulang. Karena sudah capek banget muter-muter Kota Semarang. Dan udap lapar banget juga . . . heuheu . . . home . . . gua pulang.
Kota Semarang emang indah, apalagi kalau malam. Kalau malam lampunya menawan dengan tetap menonjolkan kekhasan daerah yang Jawa banget. Jujur, gua terpesona. Maklum lah, gua baru lihat yang kayak begituan di Semarang. Aksara Jawa, tokoh-tokoh pewayangan, Lawang Sewu . . . unik banget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar